Penulis merasa risih sekali sewaktu VOA memberitakan beberapa waktu yang lalu, bahwa korupsi terbanyak di Indonesia berada dibidang pendidikan. Bagaimana pendidikan akan maju kalau dananya dikurang-kurangi dan bahkan terkesan digerogoti. Bagaimana harapan dapat bersaing pada masa Millenium Development Goals 2015, yang dicanangkan pemerintah Indonesia, bisa berhasil guna? Apakah oknum/koruptor tidak bahwa anak-anak mereka, siswa dan mahasiswa, mendengar dan menyaksikan perbuatan korup ini akan menjadi tauladan yang buruk (maaf penulis menggunakan istilah yang begini). Akan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan miring yang akan terungkapkan ketika masalah korupsi dilanjutkan. Kenapa tidak, seperti kita bersama tahu bahwa tanggal 15 Februari 2012, melalui tayangan TV One, life persidangan salah satu penyelewengan dana negara/rakyat, dengan kesaksian Angie, berribu-ribu anak bangsa menyaksikan ada orang dewasa yang nota bene setingkat tokoh nasional memberikan kesaksian yang saling bertentangan, tentu mereka akan tertanya-tanya siapa yang berbohong dalam kasus itu.
Siapa yang tidak memerlukan uang? Tentu tak seorangpun akan tunjuk tangan, karena semua orang pastilah memerlukan uang. Hanya soal jumlahnya saja yang akan berbeda. Penyiar VOA perlu uang, penulis perlu uang, petinju perlu uang, militer/polisi perlu uang, semua orang perlu uang. Tapi perlu disadari bahwa uang tidaklah segala-galanya, memang uang dapat menjadi alat untuk mencapai bahagia, sebagai alat tentunya adanya uang tidak serta merta bahagia akan terwujud. Itulah kenyataan yang terjadi walaupun sudah terbilang uang melimpah dari pandangan secara umum, namun dalam bathin oknum/koruptor uangnya masih kurang dan kuarang, sehingga oknum tadi akan menghalal berbagai cara mendapatkan niatnya agar uang terkumpul sebanyak-banyaknya. Sehingga tega mengurangi dana pendidikan buat diri sendiri. Timbul pertanyaan lagi, apakah tidak menyadari bahwa pendidikan itu antara lain memperkenalkan Tuhan kepada manusia? Apakah tidak menyadari bahwa pendidikan itu membersihkan diri manusia dari sifat-sifat keji dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji sehingga kejahatan tidak menjadi-jadi?
Melalui tulisan bersahaja ini penulis memohon kepada Tuhan agar diberikan petunjuk supaya oknum-oknum penyelweng dana pendidikan dapat bertobat!!